forany of believers, because that is what Allah swt is doing. If somebody thinks that 'alihi are believers (s)he can say "wa 'ala 'alihi", if somebody thinks that sahaba are believers they can say "wa 'ala sahbihi", or if somebody thinks that you're believer he can say "sall Allahu 'ala Faruqi" or on me "sall Allahu 'ala 'Ala'id-deeni".
Hadirinrahimakumullah, Di hari yang mulia ini, tidak lupa kita memperbanyak shalawat dan salam bagi Rasul kita yang mulia Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in. Bahayanya Ruwaibidhah Hadirin rahimakumullah, Satu tema yang kita angkat pada khutbah yang mulia ini adalah berhati-hati dalam beragama.
Asrofilambiya iwal mursalin wa ala alihi washohbihi ajmain . Alhamdulillahi robbil alamin wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin ashsholatu wassalamu'ala. Contoh mukadimah pidato bahasa arab dengan tulisan latinnya. Washolatu wassalamu ala sayyidil mursalin. Versi berbeda yang lainnya yaitu kalimat "alhamdulillah ala kulli hal.".
Vay Tiền Nhanh. Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ala Rosulillah wa ala Alihi wa Ashabihi Ajma’in. Amma ba’du,Begitu banyak diantara kaum muslimin yang belum mengerti apa itu iman yang benar. Di antara mereka ada juga yang berpaham Allahu a’lam karena kekurangtahuan dan pemahaman yang telah ditanamkan sejak sekolah dasar bahwa iman itu adalah kayakinan hati semata. Untuk itulah kami memandang penting untuk mengetengahkan pembahasan dalam masalah Kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan Pemahaman Salaful UmmahDefinisi Iman Menurut Ulama Kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ahDiantara Dalil Ulama’ Kaum Muslimin dalam Permasalahan ImanKembalikan Kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan Pemahaman Salaful UmmahMerupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk mengembalikan seluruh permasalahan agama yang dihadapinya kepada Al Qur’an dan As Sunnah sesuai pemahaman salaful ummah yang lebih dahulu dalam ilmu, iman dan Subhana wa Ta’ala berfirman,فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا“Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul Sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya”. [ QS. An Nisa’ 4 59]Maka marilah kita jadikan hal ini sebagai pegangan pertama dalam masalah yang akan kita bahas di Iman Menurut Ulama Kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal Jama’ahقال الحاكم في مناقب الشافعي حدثنا أبو العباس الأصم أخبرنا الربيع قال سمعت الشافعي يقول الإيمان قول وعمل يزيد وينقصAl Hakim menyebutkan di dalam Manaqib Asy Syafi’i, “Abul Abbas Al Ashom Muhammad bin Ya’kub bin Yusuf seorang ahli hadits wafat 346 H telah mengabarkan kepada kami, dia mengatakan, “Sesungguhnya Ar Robi’ berkata, “Aku mendengar imam Asy Syafi’i 150-204 H mengatakan, “Iman adalah perkataan dan amal, dapat bertambah dan berkurang”[1].Al Lalikai Rohimahullah Wafat 418 H mengatakan,قال الشافعي رحمه الله في كتاب الأم في باب النية في الصلاة نحتج بأن لا تجزئ صلاة إلا بنية ؛ لحديث عمر بن الخطاب عن النبي صلى الله عليه وسلم – إنما الأعمال بالنية » ثم قال وكان الإجماع من الصحابة والتابعين من بعدهم ممن أدركناهم أن الإيمان قول وعمل ونية ، لا يجزئ واحد من الثلاثة بالآخرImam Asy Syafi’i Rohimahullah mengatakan dalam kitab Al Um Bab Niat dalam Sholat, “Kami berpendapat bahwa tidaklah sah sholat kecuali di dahului niat berdasarkan hadits Umar bin Al Khoththob Rodhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, “Sesungguhnya setiap amal bersama dengan niatnya”. Kemudian beliau mengatakan, “Merupakan sebuah ijma’/sepakat para sahabat dan tabi’in yaitu orang-orang setelah mereka yang bertemu dengan mereka bahwa iman adalah perkataan, amal/perbuatan dan niat, tidaklah salah satu dari ketiga hal tersebut tanpa yang lainnya”[2].Beliau juga meriwayatkan dari Al Imam Al Bukhori 194-256 H Rohimahullah dengan sanadnya, bahwa Al Imam Al Bukhori Rohimahullah mengatakan,لقيت أكثر من ألف رجل من أهل العلم أهل الحجاز ومكة والمدينة والكوفة والبصرة ……… أن الدين قول وعمل“Aku bertemu lebih dari seribu ahli ilmu/ulama dari Hijaj, Mekah, Madinah, Kufah, Bashroh ……. dan lain-lain yang banyak sekali bahwa mereka semua mengatakan “Sesunggunya agama/iman adalah perkataan dan amal/perbuatan”[3].Ibnu Abdil Barr Rohimahullah 368-463 H mengatakan, “Abul Qosim Ubaidillah bin Umar Al Baghdadi Asy Syafi’i menyebutkan, “Muhammad bin Ali telah mengabarkan kepada kami, dia mengatakan, “Sesungguhnya Ar Robi’ pernah mendengar Asy Syafi’i mengatakan, “Iman adalah perkataan, amal/perbuatan dan keyakinan hati. Tidakkah engkau pernah melihat firman Allah Azza wa Jalla وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ“Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu”. QS. Al Baqoroh [2] 143Yang dimaksud iman dalam ayat ini adalah sholat kalian ketika masih menghadap ke Baitul Maqdis. Maka Allah menyebut sholat dalam ayat ini dengan sebutan iman yaitu terdiri dari perkataan, amal/perbuatan dan keyakinan hati”[4].Abu Ubaid Al Qosim bin Abdis Salam 157-224 H Rohimahullah mengatakan, “”فالأمر الذي عليه السنة عندنا ما نص عليه علماؤنا مما اقتصصنا في كتابنا هذا أن الإيمان بالنية والقول والعمل جميعا ، وأنه درجات بعضها فوق بعضPerkara yang sesuai dengan Sunnah bagi kami dan yang ditegaskan oleh ulama kami yang kami cantumkan dalam kitab kami ini, bahwa sesungguhnya iman adalah niat, perkataan dan amal/perbuatan seluruhnya. Masing-masing diantaranya ada yang derajatnya lebih tinggi dari yang lainnya”[5].Al Imam Muhammad bin Al Husain Al Ajurri Rohimahullah Wafat 360 H mengatan,اعلموا رحمنا الله وإياكم أن الذي عليه علماء المسلمين أن الإيمان واجب على جميع الخلق ، وهو تصديق بالقلب ، وإقرار باللسان ، وعمل بالجوارح ،ثم اعلموا أنه لا تجزئ المعرفة بالقلب والتصديق إلا أن يكون معه الإيمان باللسان نطقا ، ولا تجزيء معرفة بالقلب ، ونطق باللسان ، حتى يكون عمل بالجوارح ،فإذا كملت فيه هذه الثلاث الخصال كان مؤمنا دل على ذلك القرآن ، والسنة ، وقول علماء المسلمين“Ketahuilah semoga Allah merahmati kami dan anda sekalian, sesungguhnya sebuah perkara yang dipegangi oleh ulama kaum muslimin bahwa iman yang wajib bagi setiap manusia kaum muslimin adalah pembenaran dengan hati, ikrar dengan lisan dan amal/perbuatan anggota ketahuilah sesungguhnya tidak lah sah/teranggap pengetahuan/pengakuan dan pembenaran seseorang dengan hatinya melainkan harus desertai dengan ikrar dengan lisan. Tidaklah sah/teranggap pengetahuan/pengakuan seseorang dengan hatinya dan ikrar dengan lisan melainkan harus disertai dengan amal/perbuatan anggota jika lengkap ketiga hal ini maka orang tadi menjadi orang yang beriman, hal ini ditunjukkan dalilnya dalam Al Qur’an, Sunnah/hadits dan perkataan/pendapat ulam kaum muslimin”[6].Al Baghowi wafat 516 H Rohimahullah mengatakan,اتفقت الصحابة والتابعون ، فمن بعدهم من علماء السنة على أن الأعمال من الإيمان ، لقولهسبحانه وتعالى إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ“Para Sahabat, Tabi’in dan orang-orang setelah mereka dari kalangan ulama sunnah sepakat bahwa sesungguhnya amal/perbuatan adalah bagian dari iman berdasarkan firman Allah Subhana wa Ta’ala, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berimanialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka”. QS. Al Anfal [8] 2Mereka mengatakan,إن الإيمان قول وعمل وعقيدة ، يزيد بالطاعة ، وينقص بالمعصية“Sesungguhnya iman adalah perkataan, amal dan aqidah/keyakinan hati. Bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan”[7].Abu Utsman Isma’il bin Abdur Rohman Ash Shobuni Asy Syafi’i Rohimahullah 373-449 H mengatakan,“Diantara keyakinan Mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu iman adalah perkataan, amal perbuatan dan pengetahuan/pengakuan dengan hati. Bertambah dengan keta’atan dan berkurang dengan kemaksiatan”[8].Beliau kemudian menyampaikan banyak sekali riwayat dari imam-imam kaum muslimin diantaranya Imam Malik, Hisyam bin Hasan, Ibnu Juraij Sufyan Ats Tsauri, Al Mustanna bin Shibah, Fudhail bin Iyadh, Sufyan bin Uyaynah semuanya mengatakan bahwa iman adalah perkataan hati dan lisan dan amal/perbuatan[9].Sehingga kami kira cukup menyampaikan kalam ulama dalam masalah ini, walaupun kalau diteruskan akan banyak sekali ulama yang berpendapat Dalil Ulama’ Kaum Muslimin dalam Permasalahan ImanMaka kita akan beralih kepada dalil-dalil permasalahan ini baik dari Al Qur’an dan As Allah Azza wa Jalla وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ“Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu”. QS. Al Baqoroh [2] 143Yang dimaksud iman dalam ayat ini adalah sholat kalian[10] ketika masih menghadap ke Baitul Maqdis. Maka Allah menyebut sholat dalam ayat ini dengan sebutan iman yaitu terdiri dari perkataan, amal/perbuatan dan keyakinan hati. Sisi pendalilannya adalah Allah maksudkan sholat dengan sebutan iman. Sebuah hal yang kita ketahui bersama bahwa dalam sholat itu ada keyakinan hati niat, perkataan dzikir-dzikir yang ada dalam gerakan sholat dan bacaan Al Qur’an dan perbuatan gerakan-gerakan sholat[11].Adapun dalil dari Hadits Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam maka akan banyak sekali kita temui. Namun untuk memperjelas kami sampaikan dalil yang menunjukkan satu persatu bagian dari iman agar mempermudahnya.[1]. Dalil yang menunjukkan bahwa perkataan lisan merupakan bagian dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam kepada utusan bani Abdul Qois,آمَرَكُمْ بِأَرْبَعٍ وَ أَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ آمَرَكُمْ بِالْإِيْمَانِ بِاللهِ وَحْدَهُ أَتَدْرُوْنَ مَا الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَحْدَهُ ؟ قَالُوْا اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ …….“Aku Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam memerintahkan 4 hal dan melarang 4 hal. Aku memerintahkan kalian agar beriman kepada Allah semata. Tahukah kalian apa itu beriman kepada Allah semata ?” Mereka menjawab, “Allah dan RosulNya yang lebih tahu”. Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menjawab, “Syahadat Laa Ilaaha Illallah dan Muhammad Rosulullah ……”[12].Kita ketahui bersama bahwa syahadat adalah perkataan lisan, dan Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menjadikannya bagian dari iman.[2]. Dalil yang menunjukkan bahwa amal/perbuatan merupakan bagian dari imanHadits Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam ketika ditanya oleh seorang dari negeri Syam,أَيُّ الْإِيمَانِ أَفْضَلُ قَالَ الْهِجْرَةُ\خُلُقٌ حَسَنٌ“Apakah iman yang paling utama?” Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menjawab, “Hijroh dalam riwayat lain akhlak yang mulia”[13].Kita ketahui bersama bahwa hijroh/akhlak mulia adalah amal/perbuatan anggota badan dan Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menjadikannya bagian dari iman bahkan iman yang paling utama.[3]. Dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan/keyakinan/pembenaran hati merupakan bagian dari imanالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ“Malu merupakan cabang dari iman”[14].Hadits Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam,لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ“Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga dia mencintai aku Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam lebih dicintainya dari pada anak, orang tua dan manusia seluruhnya”[15].Kita ketahui bersama bahwa malu dan cinta merupakan perbuatan/keyakinan hati dan Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menjadikan itu bagian dari penutup kami sampaikan dalil yang menunjukkan 3 hal tadi merupakan bagian dari iman dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam,مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia ubah dengan tangannya/kekuasaannya, apabila dia tidak mampu maka dengan lisannya dan apabila tidak mempu maka dengan hatinya. Yang demikian itu selemah-lemah iman”[16].Mudah-mudahan bermanfaat bagi kami sebagai tambahan amal dan pembaca sebagai tambahan ilmu dan Isya’, 22 Jumadil Akhir 1433 H/ 14 Mei 2012 MAditya Budiman bin Usman-Semoga Allah menjauhkan kami dari api neraka-Penulis Aditya BudimanArtikel Lihat Fathul Bari hal. 47/I terbitan Darul Ma’rifah Beirut, Lebanon.[2] Lihat Syarh Ushul I’tiqod Ahlu Sunnah wal Jama’ah oleh Al Lalikai hal. 267/V terbitan Dar Thoyyibah, Riyadh, KSA[3] Idem hal. 317/I.[4] Lihat Al Intiqo’ hal. 81 dan Manaqib Asy Syafi’i oleh Ar Rozi hal. 131 Manhaj Al Imam Asy Syafi’i oleh DR. Muhammad bin Abdul Wahab Al Aqil hal. 163 terbitan Adwa’us Salaf, Riyadh, KSA.[5] Lihat Kitab Al Iman Oleh Abu Ubaid Al Qosim bin Abdus Salam dengan tahqiq Al Albani hal. 34 terbitan Maktabah Ma’arif, Riyadh, KSA.[6] Lihat Asy Syar’iyah oleh Al Ajurri dengan tahqiq Muhammad Hamid Al Faqi hal. 227/I terbitan Anshorus Sunnah Al Muhammadiyah, Kairo, Mesir.[7] Lihat Syarhu Sunnah oleh Husain bin Mas’ud Al Baghowi dengan tahqiq Syu’aib Al Arnauth hal. 38-39/I terbitan Al Maktab Al Islami, Beirut, Lebanon.[8] Lihat Aqidah As Salaf wa Ashabu Al Hadits oleh Ash Shobuni dengan tahqiq DR. Nashir bin Abdur Rohman bin Muhammad Al Judai’ hal. 264 terbitan Darul Ashimah, Riyadh, KSA.[9] Idem hal. 266-270[10] Sebagaimana dalam HR. Bukhori no. 4486 dan Muslim no. 252[11] Penjelasan senada dijelaskan Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin dalam Syarh Aqidah Wasithiyah hal. 447 terbitan Dar Ibnu Jauzi, Riyadh, KSA.[12] HR. Bukhori no. 53 dan Muslim no. 17 dari jalur Abdullah bin Abbas Rodhiyallahu anhuma[13] HR. Ahmad no. 19435 dinilai shohih lighoirihi oleh Syu’aib Al Arnauth dan dinilai shohih oleh Al Albani dalam Ash Shohihah hal. 551[14] HR. Bukhori no. 9 dan Muslim 35[15] HR. Bukhori no. 14 dan Muslim 44[16] HR. Muslim no. 186
- Pada saat bulan Safar tiba, umat muslim diizinkan untuk melakukan lebih banyak doa dan melakukan sholat sunnah. Adapun doa bulan safar yang disarankan oleh para ulama untuk dibaca kami rangkum di bawah ini. Kumpulan Doa Bulan Safar Dikutip dari berbagai sumber, berikut doa bulan safar yang dianjurkan untuk dibaca. 1. Doa memohon perlindungan dijauhkan dari keburukan bulan safar Baca Juga Cara Mandi Wajib Sebelum Sholat Idul Adha untuk Pria dan Wanita Bismilahirrahmanirrahim, wa shallallahu ta’ala ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi ajma’in. A’udzu billahi min syarri hadzaz zaman wa ahlihi, wa asaluka bi jalalika wa jalli wajhika wa kamali jalali qudsika an tujirani wa walidayya wa ahli wa ahbabi wa ma tuhithuhu syafaqatu qalbi min syarri hadzas sanati, wa qini syarra ma qhaddaita fiha, washrif anni syarra syahri shafar, ya Kariman nazhar, wakhtim li fi hadzas syahri wad dahri bis salamati wal afiyati li wa liwadayya wa auladi wa li ahli wa ma tahuthuhu syafaqatu qalbi wa jamî’il muslimin, wa shallallahu ta’ala ala sayyidina Muhammadin wa ala ali wa shahbihi wa sallam. Allahumma inna na’udzubika min syarri hadzas syahri, wa min kulli syiddatin wa balain wa baliyyatin qaddartaha fihi ya dahru, ya malikad dunya wal akhirat, ya aliman bima kana wa ma yakunu, wa man idza arada syaian qala lahu kun fayakun ya azali ya abadi ya mubdi ya mu’id ya dzal jalali wal ikram, ya dzal arsyil majid anta taf’alu ma turid. Allahummahris bi anika anfusana wa ahlana wa amwalana wa walidina wa dana wa dunyanal lati ibt alaina bi suhbatiha, bibarokatil abrari wal akhyari, wa birahmatika ya azizu ya ghaffar, ya karimu ya sattaru ya arhamar rahimin. Allahuma ya syadîdal qowiyyi wa ya syadidal mihani, ya azizu dzalat li’izzatika jamîu khalkika, ikfini min jami'i kholqika, ya Muhsinu ya Mujmilu ya Mutafadhil, ya Mun'im, ya Mutakallim, ya man la ilaha illa Anta, irhamna allahumma bi rahmatika yâ arhamar rahimin. Wa shallallahu ta'ala ala sayyidina Muhammadin wa ala alihi wa sahbihi ajma'in. Artinya “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat kepada Tuan kami, Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabatnya semuanya. Aku berlindung dari keburukan zaman ini dan orang-orang yang memiliki keburukan itu, dan aku memohon dengan wasilah keagungan-Mu dan keagungan keridhaan-Mu serta keagungan kesucian-Mu, supaya Engkau melindungiku, kedua orang tuaku, keluargaku, orang-orang yang aku cintai dan sesuatu yang diliputi kasih sayang, dari keburukan tahun ini, dan cegahlah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Palingkanlah dariku keburukan di bulan Safar, wahai Dzat Yang Memiliki Pandangan Yang Mulia. Akhirilah aku di bulan ini, di waktu ini dengan keselamatan dan sejahtera bagi kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, dan sesuatu yang diliputi kasih sayangku seluruhnya. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan keselamatan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya. Duhai Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, dan dari segala kesukaran, bencana dan cobaan yang telah Engkau takdirkan di dalamnya, wahai Ad-Dahr Allah, duhai sang pemilik dunia dan akhirat, wahai Dzat Yang Maha mengetahui sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, duhai Zat yang apabila menghendaki sesuatu mengucapkan Kun fayakun, duhai yang Zat yang tidak terikat waktu, duhai Zat yang abadi, duhai Zat yang menciptakan segala sesuatu, duhai Zat yang mengembalikan segala sesuatu, duhai Zat pemilik keagungan dan kemuliaan, duhai Zat pemilik Arsyi yang mulia, Kau maha melakukan apa yang Kau Kehendaki. Wahai Allah jagalah diri kami dengan pandangan-Mu, dan keluarga kami, harta kami, orang tua kami, agama kami, dunia yang kami dicoba untuk menghadapinya, dengan wasilah keberkahan orang-orang yang baik dan pilihan, dan dengan kasih sayangMu wahai yang maha perkasa, maha pengampun, maha mulia, maha menutup aib, duhai yang paling maha penyayang di antara para penyayang Wahai Allah, wahai Zat yang sungguh amat kuat, Zat yang cobaannya sangat berat, wahai yang maha perkasa, yang mana seluruh makhlukNya tunduk karena keperkasaan-Mu, jagalah aku dari semua makhluk-Mu, wahai yang maha memperbagus, yang maha memperindah, yang maha memberikan keutamaan, yang maha memberikan kemuliaan, Yang Siapa tiada tuhan kecuali Engkau, kasih sayangilah kami dengan rahmat-Mu duhai Zat paling penyayang di antara para penyayang. Semoga Allah selalu memberi rahmat dan kepada tuan kami Muhammad SAW, dan keluarganya serta sahabatnya semua.” Baca Juga 3 Doa Turun Hujan Deras dan Angin Kencang Lengkap Latin dan Artinya 2. Doa keselamatan keluarga di akhirat
wa ala alihi wa shahbihi ajma in